Awal mula (1902–1945)
Awal mula Real Madrid bisa dilihat kembali ke saat sepakbola diperkenalkan ke Madrid oleh para akademisi dan mahasiswa dari Institución libre de enseñanza yang didalamnya termasuk beberapa lulusan dari Universitas Oxford dan Universitas Cambridge. Mereka mendirikan Football Club Sky pada 1897 yang kemudian kerap bermain sepak bola secara rutin pada hari Minggu pagi di Moncloa. Klub ini kemudian terpecah menjadi dua pada tahun 1900: New Foot-Ball de Madrid dan Club Español de Madrid. Klub terakhir terpecah lagi pada tahun 1902 yang kemudian menghasilkan pembentukan Madrid Football Club pada tanggal 6 Maret 1902. Tiga tahun setelah berdirinya, pada tahun 1905, Madrid FC merebut gelar pertama setelah mengalahkan Athletic Bilbao di final Copa del Rey. Klub menjadi salah satu sisi pendiri dari Federasi Sepak Bola Kerajaan Spanyol pada 4 Januari 1909 ketika presiden klub Adolfo Meléndez menandatangani perjanjian dasar pendirian asosiasi sepak bola Spanyol. Dengan beberapa alasan klub ini kemudian pindah ke Campo de O'Donnell pada tahun 1912. Pada tahun 1920, nama klub diubah menjadi Real Madrid setelah Alfonso XIII dari Spanyol memperbolehkan klub menggunakan kata Real (Royal/kerajaan) kepada klub ini.
Pada tahun 1929, Liga Spanyol didirikan. Real Madrid memimpin liga musim pertama sampai pertandingan terakhir, ketika saat itu mereka secara mengejutkan kalah oleh Athletic Bilbao yang menyebabkan gelar yang sudah didepan mata terbang ke Barcelona. Real Madrid akhirnya berhasil memenangkan gelar La Liga pertama mereka di musim 1931-32. Real kemudian berhasil mempertahankan gelarnya di tahun selanjutnya dan sukses menjadi klub Spanyol pertama yang menjuarai La Liga dua kali berturut-turut.
Era Santiago Bernabeu dan kesuksesan di Eropa (1945–1978) Santiago Bernabeu Yeste terpilih menjadi presiden Real Madrid tahun 1945. Dibawah kepemimpinannya, Real Madrid kemudian berhasil membangun Stadion Santiago Bernabéu dan tempat berlatih klub di Ciudad Deportiva yang sebelumnya sempat rusak akibat Perang Saudara Spanyol. Pada 1953, Bernabeu kemudian mulai membangun tim dengan cara mendatangkan pemain-pemain asing, salah satunya adalah Alfredo Di Stefano.
Pada tahun 1955, berdasar dari ide yang diusulkan oleh jurnalis olahraga Perancis dan editor dari L'Equipe Gabriel Hanot, Bernabéu, Bedrignan dan Gusztáv Sebes menciptakan sebuah turnamen sepak bola eksibisi dengan mengundang klub-klub terbaik dari seluruh daratan Eropa yang kemudian nantinya turnamen ini menjadi dasar dari Liga Champions Eropa saat ini. Di bawah bimbingan Bernabéu bahwa Real Madrid memantapkan dirinya sebagai kekuatan utama dalam sepak bola kedua Spanyol dan Eropa. Klub memenangkan Piala Eropa lima kali berturut-turut antara tahun 1956 dan 1960, yang diantaranya adalah kemenangan 7-3 atas klub Jerman Eintracht Frankfurt pada tahun 1960. Setelah kelima berturut-turut sukses, Real secara permanen diberikan piala asli dan mendapatkan hak untuk memakai lencana kehormatan UEFA (badge of honour). Real Madrid kemudian memenangkan Piala Eropa untuk keenam kalinya pada tahun 1966 setelah mengalahkan FK Partizan 2-1 di final dengan komposisi tim yang seluruhnya terdiri dari pemain berkebangsaan Spanyol, sekaligus menjadi pertama kalinya dalam sejarah pertandingan Eropa. Tim ini lantas dikenal lewat julukan "Ye-ye". Nama "Ye-ye" berasal dari "Yeah, yeah, yeah" chorus dalam lagu The Beatles "She Loves You" setelah empat anggota tim berpose untuk harian Diario Marca mengenakan wig khas Beatles. Generasi Ye-ye juga berhasil menjadi runner-up Piala Champions pada tahun 1962 dan 1964.
Pada 1970-an, Real Madrid memenangi kejuaraan liga sebanyak 5 kali disertai 3 kali juara Piala Spanyol. Madrid lantas bermain di final Piala Winners UEFA pertama pada tahun 1971 dan kalah 1-2 dari klub Inggris Chelsea. Pada tanggal 2 Juli 1978, presiden klub Santiago Bernabéu meninggal ketika Piala Dunia sedang dimainkan di Argentina. Federasi Internasional Asosiasi Sepakbola (FIFA) menetapkan tiga hari berkabung untuk menghormati dirinya selama turnamen berlangsung. Tahun berikutnya, klub mengadakan Kejuaraan Tropi Santiago Bernabeu sebagai bentuk penghormatan pada mantan presidennya tersebut.
Naik turun, generasi Quintta del Buitre dan Piala Eropa ketujuh (1980–2000)
Pada awal 1980-an, Real Madrid seperti kehilangan cengkeramannya di La Liga dan mereka membutuhkan waktu beberapa tahun untuk bisa kembali lagi menuju keatas melalui bantuan beberapa bintang baru. Keberhasilan bintang baru tersebut kemudian disebut oleh jurnalis olahraga Spanyol sebagai era generasi La Quinta del Buitre ("Vulture's Cohort"), yang berasal dari julukan yang diberikan kepada salah satu pemain Madrid saat itu, Emilio Butragueno. Empat anggota lainnya adalah Manuel Sanchis, Martín Vázquez, dan Miguel Pardeza dan Míchel. Dengan La Quinta del Buitre (kemudian berkurang menjadi empat anggota ketika Pardeza meninggalkan klub dan pindah ke Real Zaragoza pada 1986) dan pemain terkenal seperti kiper Francisco Buyo, bek kanan Miguel Porlán Chendo dan striker Meksiko Hugo Sanchez, Real Madrid berhasil bangkit dan memiliki kekuatan terbaik di daratan Spanyol dan Eropa pada paruh kedua tahun 1980-an. Hasilnya juga cukup signifikan, mereka berhasil memenangkan dua Piala UEFA, lima gelar Liga Spanyol berturut-turut, satu Piala Spanyol dan tiga Piala Super Spanyol. Pada awal 1990-an, La Quinta del Buitre resmi berpisah setelah Martín Vázquez, Emilio Butragueno dan Míchel meninggalkan klub.
Pada tahun 1996, Presiden Lorenzo Sanz menunjuk Fabio Capello sebagai pelatih. Meskipun masa jabatannya hanya berlangsung satu musim, Real Madrid berhasil menjadi juara La Liga lewat kontribusi Roberto Carlos, Predrag Mijatovic, Davor Suker dan Clarence Seedorf yang membantu para pemain lokal seperti Raul Gonzalez, Fernando Hierro, Iván Zamorano, dan Fernando Redondo. Real Madrid kemudian menambah amunisi dengan kedatangan Fernando Morientes pada tahun 1997. Penantian mereka selama 32 tahun untuk bisa berjaya lagi di Eropa akhirnya berakhir pada tahun 1998 di bawah manajer Jupp Heynckes saat berhasil lolos ke final Liga Champions dan mengalahkan Juventus 1–0 berkat gol dari Predrag Mijatovic.
Era saat ini (2000–sekarang)
Beberapa bulan usai meraih gelar Eropa kedelapannya, Real Madrid memilih presiden yang baru pada Juli 2000 dan orang yang berkesempatan menjadi Presiden El Real yang sekarang adalah pengusaha Florentino Perez.[18] Dalam kampanyenya ia berjanji untuk menghapus utang klub dan memodernisasi fasilitas klub. Namun janji pemilu utama yang mendorong Pérez kepada kemenangan adalah pembelian Luís Figo dari seteru abadi Madrid yaitu Barcelona. Tahun berikutnya, klub membangun kamp pelatihan yang baru dan menggunakan uang yang mereka dapat dari tahun sebelumnya untuk memulai perekrutan pemain bintang yang oleh jurnalis Spanyol disebut sebagai "Los Galácticos" dengan mengontrak pemain-pemain seperti Zinedine Zidane, Ronaldo, Luís Figo, Roberto Carlos, Raul dan David Beckham. Sempat menjadi perdebatan ketika pemain-pemain yang dibeli oleh Perez gagal menunjang prestasi klub, namun berhasil tertutupi oleh gelar Liga Champions kesembilan Madrid di tahun 2002 yang disusul gelar Piala Interkontinental di tahun yang sama dan diakhiri gelar La Liga di tahun 2003. Namun sejak 2003 sampai 2006 sekalipun diisi barisan pemain bintang, klub gagal meraih piala satupun.
Ramon Calderon kemudian terpilih sebagai presiden klub pada 2 Juli 2006 dan kemudian ia mengangkat Fabio Capello sebagai pelatih baru dan Predrag Mijatovic sebagai direktur olahraga yang baru. Real Madrid memenangkan gelar La Liga pada tahun 2007 untuk pertama kalinya dalam empat tahun. Tetapi hanya beberapa saat usai memenangi gelar tersebut Capello langsung dipecat. Pada musim 2007-08, Si Putih kemudian memenangkan liga domestik ke-31 kalinya di bawah asuhan pelatih Jerman Bernd Schuster. Pada tanggal 1 Juni 2009, Florentino Perez kembali naik menjadi presiden Real Madrid. Pérez melanjutkan tradisinya mengontrak pemain bintang dengan membeli Kaka dari AC Milan dan kemudian membeli Cristiano Ronaldo dari Manchester United yang memecahkan rekor transfer dengan harga 80 juta pounds. |
Serba-serbi klub Quote:
Lambang dan kostum
Lambang klub pertama Real Madrid memiliki desain sederhana dengan sebuah jalinan dekoratif dan tiga huruf kapital yang dituliskan sebagai "MCF" yang merupakan singkatan dari Madrid Club de Futbol yang dibalut warna biru gelap dalam kostum warna putih. Perubahan pertama lambang klub terjadi pada tahun 1908 ketika mereka mengadopsi bentuk yang lebih ramping penempatan huruf inisial klub di dalam lingkaran. Perubahan berikutnya dari logo kemudian tidak terjadi sampai presiden klub Pedro Parages datang pada tahun 1920. Pada saat itu, Raja Alfonso XIII memberikan nama tambahan bagi Madrid yaitu "Real" yang diterjemahkan secara bebas sebagai "Royal" yang kemudian membuat klub dikenal dengan nama "Real Madrid". Sebagai perubahannya, mahkota simbol kerajaan dari Alfonso ditambahkan ke bagian atas logo dan kemudian menjadi gaya tersendiri dari klub Real Madrid Club de Futbol. Seiring pembubaran monarki pada tahun 1931, semua simbol-simbol kerajaan (mahkota di bagian atas logo dan kata-kata Real) dihilangkan. Mahkota kemudian digantikan oleh strip murbei gelap yang mencirikan Region of Castile. Pada tahun 1941, dua tahun setelah berakhirnya Perang Saudara Spanyol, simbol dan tulisan "Corona Real" atau "Royal Crown" yang sempat dihilangkan kemudian dipulihkan dan dipadukan dengan garis murbei Castile. Selain itu dibagian atas logo juga dibuat penuh warna, dengan warna emas yang paling signifikan, dan klub itu kembali disebut Real Madrid Club de Futbol. Modifikasi terbaru di bagian atas logo terjadi pada tahun 2001 ketika klub ingin lebih menonjolan citra untuk abad ke-21 dengan mengstandarisasi bagian atas logonya. Salah satu modifikasi yang dilakukan adalah mengubah garis murbei biru tua dengan warna biru agak cerah.
Warna tradisional kostum Real Madrid untuk kategori kandang adalah putih, meskipun awalnya mengadopsi garis miring biru di kaus mereka (desain itu disimpan di logo klub) tetapi sekarang ini desain tersebut tidak dipakai lagii. Kaus kaki pertama yang dipakai berwarna biru gelap. Kaus bergaris biru kemudian digantikan oleh kaus polos berwarna putih yang mengadopsi model dari klub Corinthian F.C. pada tahun 1902. Pada tahun yang sama, kaus kaki biru diganti dengan warna hitam. Pada awal 1940-an manajemen tim mengganti model kostum mereka dengan menambahkan kancing pada kaus mereka dan penempatan logo klub di sebelah kiri yang bertahan sampai saat ini. Pada tanggal 23 November 1947, dalam pertandingan melawan Atletico Madrid di Stadion Metropolitano, Real Madrid menjadi tim Spanyol pertama yang mengenakan kaus bernomor.
Warna tradisional Real Madrid untuk kostum tandang adalah hitam atau terkadang ungun. Perlengkapan klub saat ini diproduksi oleh Adidas yang kontraknya dimulai sejak tahun 1998. Pertama kaus Real Madrid disponsori oleh Zanussi, yang disepakati untuk musim 1982-83, 1983-84 dan 1984-85. Setelah itu, klub itu disponsori oleh Parmalat dan Otaysa sebelum kontrak jangka panjang dijalin bersama Teka pada tahun 1992. Pada tahun 2001, Real Madrid mengakhiri kontrak mereka dengan Teka dan untuk satu musim digunakan logo Realmadrid.com untuk mempromosikan situs web klub. Kemudian, pada tahun 2002, mereka megadakan kesepakatan yang ditandatangani dengan Siemens Mobile dan pada tahun 2006, logo BenQ Siemens muncul di kaus klub. Sponsor di kaus klub Real Madrid saat ini adalah bwin.com menyusul masalah keuangan yang dialami BenQ Siemens.
Stadion
Setelah pindah kandang ke Campo de O'Donnell pada tahun 1912 yang kemudian bertahan untuk sebelas tahun, klub kemudian pindah rumah ke Campo de Ciudad Lineal selama setahun. Campo de Ciudad Lineal ini merupakan sebuah tanah kecil dengan kapasitas 8.000 penonton. Setelah itu, pertandingan Real Madrid pindah rumah ke Estadio Chamartín yang diresmikan pada tanggal 17 Mei 1923 dengan pertandingan melawan Newcastle United. Pada stadion ini yang memiliki kapasitas 22.500 penonton, Real Madrid merayakan gelar Liga Spanyol-nya yang pertama. Setelah beberapa keberhasilan dan seiring terpilihnya Santiago Bernabéu sebagai presiden klub ia kemudian memutuskan bahwa Chamartín Estadio tidak cukup besar untuk ambisi klub sebesar Madrid. Ia kemudian membangun sebuah stadion baru yang kemudian diresmikan pada tanggal 14 Desember 1947. Stadion ini adalah Stadion Santiago Bernabéu seperti yang kita kenal saat ini, meskipun stadion ini tidak memakai nama tersebut sampai tahun 1955. Pertandingan pertama yang diadakan pada Bernabéu dimainkan antara Real Madrid dan klub Portugal C.F. Os Belenenses dan dimenangkan oleh Si Putih dengan 3-1, gol pertama yang dicetak oleh Sabino Barinaga.
Kapasitas stadion kemudian berubah pada 1953 seiring renovasi yang dilakukan sehingga membuat kapasitas penontonnya memuncak menjadi 120.000 penonton. Sejak itu beberapa modernisasi dilakukan pada stadion salah satunya menutup tempat menonton berdiri pada 1998-99 seiring peraturan UEFA. Perubahan terakhir adalah peningkatan sekitar lima ribu kursi sampai kapasitas 80.354 penonton dilakukan pada tahun 2003. Sebuah rencana untuk menambahkan atap yang bisa dibuka juga telah diumumkan kepada publik.
Bernabéu telah menyelenggarakan beberapa pertandingan kelas dunia diantaranya Final Piala Eropa 1964, Final Piala Dunia FIFA 1982, serta Final Piala Champions atau Final Liga Champions tahun 1957, 1969, 1980 dan 2010. Stadion ini juga memiliki jaringan transportasi sendiri yaitu sebuah stasiun metro yang juga dinamai Santiago Bernabéu. Pada tanggal 14 November 2007, Bernabeu telah berhasil mendapatkan status sebagai Stadion Sepakbola Elite oleh UEFA.
Pada tanggal 9 Mei 2006, Stadion Alfredo Di Stefano diresmikan di Kota Madrid dimana Real Madrid biasanya berlatih. Pertandingan perdana yang dimainkan antara Real Madrid dan Stade Reims, sebuah pertandingan ulang dari Final Piala Champions 1956. Real Madrid memenangkan pertandingan 6-1 dengan gol dari Sergio Ramos, Antonio Cassano (2), Roberto Soldado (2), dan José Manuel Jurado. Tempat ini sekarang merupakan bagian dari Ciudad Real Madrid, fasilitas pelatihan baru klub yang berlokasi di luar Madrid di Valdebebas. Stadion ini menampung 5.000 orang dan menjadi kandang dari klub Real Madrid Castilla. Nama stadion sendiri diambil dari mantan bintang Madrid Alfredo Di Stefano.
Pendukung
Hampir di setiap musimnya, penonton yang datang memenuhi Stadion Bernabeu paling dominan atau mayoritas diisi oleh pemegang tiket langganan yang jumlah totalnya sekitar 68.670 orang. Untuk menjadi pemegang tiket langganan permusim ini, Anda harus bergabung ke fans club resmi klub atau biasa disebut socio. Saat ini sekurang-kurangnya ada 1.800 kelompok pendukung resmi klub yang tersebar baik di Spanyol atau dunia. Real Madrid sendiri memiliki jumlah rata-rata penonton di stadion setiap kali bertanding sekitar 65.000 orang. Pencapaian terbaik diraih di musim 2004-05 saat jumlah rata-rata penonton yang hadir mencapai 71.900 orang. Pendukung garis keras Real Madrid disebut Ultras Sur yang termasuk penggemar sayap kanan. Kelompok penggemar ini memiliki aliansi kemitraan yang dekat dengan kelompok pendukung S.S. Lazio yang disebut Irriducibili. Dalam beberapa kesempatan, sering kali ada ocehan-ocehan rasis dari kelompok pendukung ini kepada pihak pemain dari tim lawan yang kemudian membuat UEFA melakukan investigasi untuk menyelidiki kasus ini.
Rivalitas
El Clásico (melawan Barcelona) Sering ada persaingan sengit antara dua tim terkuat di liga nasional, dan ini terutama terjadi di La Liga, di mana pertandingan antara Real Madrid dan Barcelona dikenal sebagai "Pertemuan Klasik" (El Clásico). Sejak awal kompetisi nasional dimulai, kedua klub sering dipandang sebagai pencerminan atau wakil dari dua daerah berbeda di Spanyol: Catalunya dan Castilia, serta dari dua kota. Persaingan mencerminkan hal apa banyak ketegangan politik dan budaya antara Catalunya dan Castilla yang merupakan gambaran umum dari Perang Saudara Spanyol.
Selama era kediktatoran Primo de Rivera dan terutama Francisco Franco (1939-1975), semua budaya regional ditekan. Semua bahasa daerah yang dipakai di wilayah Spanyol, kecuali bahasa Spanyol Castilia itu sendiri, secara resmi dilarang. Simbolisasi keinginan rakyat untuk kebebasan Catalunya membuat Barcelona menjadi "lebih dari sekedar klub sepak bola" (Més que un club) untuk masyarakat Catalan. Menurut Manuel Vázquez Montalbán, cara terbaik untuk orang Catalan untuk menunjukkan identitas mereka adalah dengan bergabung dengan Barcelona. Hal ini lebih kecil risikonya daripada bergabung dengan gerakan anti-Franco, dan memungkinkan mereka untuk mengekspresikan ketidakpuasan mereka.
Di sisi lain, Real Madrid secara luas dilihat sebagai perwujudan dari sentralisme berdaulat dan rezim fasis di tingkat manajemen dan dibawahnya (Santiago Bernabeu yang menjadi presiden klub merupakan seorang pejuang untuk los nacionales). Namun, selama Perang Saudara Spanyol, anggota kedua klub seperti Josep Sunyol dan Rafael Sánchez Guerra menyerah di tangan para pendukung Franco.
Selama tahun 1950 persaingan tersebut lebih lanjut diperburuk saat ada kontroversi seputar transfer Alfredo di Stefano, yang akhirnya bermain untuk Real Madrid dan merupakan kunci kesuksesan mereka berikutnya. Pada era 1960-an kedua klub ini kemudian bertemu di Piala Champions lebih dari dua kali dan pada tahun 2002, pertemuan antara klub Eropa dijuluki sebagai "Pertandingan Abad Ini" oleh media Spanyol, dan disaksikan oleh lebih dari 500 juta orang di seluruh dunia.
El Derbi madrileño (melawan Atletico Madrid) Klub tetangga terdekat dari Real Madrid adalah Atletico Madrid yang juga membuat persaingan ketat yang dibagi antara fans kedua tim sepak bola dari ibukota Madrid tersebut. Meskipun Atlético awalnya didirikan oleh tiga mahasiswa Basque di tahun 1903, mereka kemudian berhasil mendapatkan kekuatan baru pada 1904 seiring bergabungnya para mantan pemain Madrid FC. Ketegangan lebih lanjut kemudian datang karena pendukung Real Madrid lebih banyak dari kelas menengah sementara pendukung Atletico lebih banyak dari kelas buruh dan pekerja. Kedua klub ini kemudian bertemu untuk pertama kalinya pada 21 Februari 1929 dalam pertandingan ketiga La Liga di musim tersebut. Pertandingan ini sekaligus juga menandai pertandingan derby pertama antara dua tim ini dan Real Madrid berhasil menang 2-1. Selanjutnya dalam beberapa kesempatan mereka kembali bertemu di ajang lain, salah satunya dalam ajang Piala Champions tahun 1959 dengan Real yang menang leg pertama 2-1 di Bernabeu dan dibalas kemenangan 1-0 Atletico di Metropolitano yang membuat pertandingan harus diulang. Di pertandingan ulangan itulah Real Madrid berhasil menang 2-1. Atletico kemudian berhasil melakukan balas dendam dengan dua kali mengalahkan Real Madrid di Copa del Rey tahun 1960 dan 1961.
Antara 1961 dan 1989, ketika Real Madrid mendominasi La Liga, hanya Atletico yang mampu mencuri kesempatan juara disaat Real lengah. Mereka berhasil memenangkan gelar La Liga pada tahun 1966, 1970, 1973 dan 1977. Pada tahun 1965, Atletico menjadi tim pertama yang mengalahkan Real di Bernabéu dalam kurun waktu delapan tahun. Catatan Real Madrid melawan Atletico pada masa sekarang sangat menguntungkan bagi kubu Si Putih. Sebuah titik tinggi yang datang di musim 2002-03, ketika Si Putih merebut gelar La Liga setelah meraih kemenangan mengesankan 0-4 atas Atletico di Stadion Vicente Calderon. |
Daftar pemain
Skuat Utama
1 GK Iker Casillas
2 DF Ricardo Carvalho
3 DF Pepe
4 DF Sergio Ramos (wakil kapten)
5 MF Fernando Gago
6 MF Sami Khedira
7 FW Cristiano Ronaldo
8 MF Kaká
9 FW Karim Benzema
10 MF Mesut Özil
11 MF Esteban Granero
12 DF Marcelo (wakil kapten)
13 GK Antonio Adán
14 MF Xabi Alonso
15 DF Fábio Coentrão
17 DF Álvaro Arbeloa
18 DF Raúl Albiol
19 DF Raphaël Varane
20 FW Gonzalo Higuaín
21 MF José Callejón
22 MF Ángel di María
— MF Lassana Diarra
— MF Royston Drenthe
— MF Nuri Sahin
— MF Hamit Altintop
— MF Pedro León
Sedang Di Pinjamkan :
— DF David Mateos (ke AEK Athena)
— MF Royston Drenthe (ke Hércules CF) |
Manajemen tim Quote:
Staf kepelatihan dan teknis
Posisi Nama
Pelatih kepala Jose Mourinho
Asisten pelatih Aitor Karanka
Pelatih fitness Rui Faria
Pelatih kiper Silvino Louro
Asisten teknis José Morais
Delegasi pertandingan Chendo
Staf manajerial
Posisi Nama
Presiden Florentino Pérez
Presiden kehormatan Alfredo Di Stéfano
Wakil presiden 1 Fernando Fernández Tapias
Wakil presiden 2 Eduardo Fernández de Blas
Sekretaris umum Enrique Sánchez González
Direktur umum José Ángel Sánchez
Direktur kepresidenan Manuel Redondo
Direktur sosial José Luis Sánchez
prestasi
real madrid merupakan klub tersukses dalam sejarah persepakbolaan spanyol jika dirinci dari jumlah gelar juara yang telah mereka dapatkan, dengan memenangi 31 kali gelar juara la liga dan 9 kali juara piala champions/uefa champions league. Klub ini juga menerima penghargaan fifa club of the 20th century pada 23 desember 2000. Selain itu madrid juga berhasil menerima fifa order of merit pada tahun 2004. Sebagai juara 9 kali liga champions real madrid juga diperkenankan untuk mengenakan badge of honours dalam kaus mereka ketika mereka bertanding di pertandingan liga champions.
gelar domestik
la liga
juara (31): 1931–32, 1932–33, 1953–54, 1954–55, 1956–57, 1957–58, 1960–61, 1961–62, 1962–63, 1963–64, 1964–65, 1966–67, 1967–68, 1968–69, 1971–72, 1974–75, 1975–76, 1977–78, 1978–79, 1979–80, 1985–86, 1986–87, 1987–88, 1988–89, 1989–90, 1994–95, 1996–97, 2000–01, 2002–03, 2006–07, 2007–08
peringkat kedua (20): 1929, 1933–34, 1934–35, 1935–36, 1941–42, 1944–45, 1958–59, 1959–60, 1965–66, 1980–81, 1982–83, 1983–84, 1991–92, 1992–93, 1998–99, 2004–05, 2005–06, 2008–09, 2009–10, 2010–11
copa del rey
juara (18): 1905, 1906, 1907, 1908, 1917, 1934, 1936, 1946, 1947, 1962, 1970, 1973–74, 1974–75, 1980, 1981–82, 1988–89, 1992–93, 2010–11
juara kedua: 1903, 1916, 1918, 1924, 1929, 1930, 1933, 1940, 1943, 1958, 1960, 1961, 1968, 1978–79, 1982–83, 1989–90, 1991–92, 2001–02, 2003–04
supercopa de españa
juara (8): 1988, 1989*, 1990, 1993, 1997, 2001, 2003, 2008
juara kedua (4): 1982, 1995, 2007, 2011
(* memenangi copa del rey dan la liga)
copa eva duarte (pendahulu supercopa de españa)[69]
juara (1): 1947
copa de la liga
juara (1): 1985
juara kedua (1): 1983
gelar eropa
piala champions/ liga champions eropa
juara (9): 1955–56*, 1956–57, 1957–58, 1958–59, 1959–60, 1965–66, 1997–98, 1999–2000, 2001–02
juara kedua (3): 1961–62, 1963–64, 1980–81
(* juara untuk kali pertama dalam sejarah)
piala uefa/ uefa europa league
juara (2): 1984–85, 1985–86
piala winners uefa
juara kedua (2): 1970–71, 1982–83
piala super uefa
juara (1): 2002
juara kedua (2): 1998, 2000
gelar dunia
piala interkontinental (pendahulu piala dunia antarklub)[75]
juara (3): 1960, 1998, 2002
juara kedua (2): 1966, 2000 |
Quote:
real madrid dalam bisnis
di bawah kepemimpinan presiden florentino pérez yang pertama (2000-2006), real madrid berkembang dan memulai ambisi untuk menjadi sebuah klub sepak bola terkaya di dunia sepak bola profesional.[76] klub kemudian mempublikan tempat pelatihan mereka di kota madrid pada tahun 2001 yang dijual kepada empat perusahaan: Repsol ypf, mutua automovilística de madrid, sacyr vallehermoso dan ohl. Penjualan tersebut terbilang berhasil dan keuangan klub menjadi sehat seiring habisnya utang yang membebani mereka selama ini dan sekaligus pula membuka jalan untuk membeli pemain-pemain kelas dunia yang paling mahal seperti zinedine zidane, luís figo, ronaldo dan david beckham. Kota madrid sebelumnya sempat merencanakan merelokasi tempat latihan klub yang kemudian membuat nilai jual tanah milik klub menjadi tinggi. Komisi uni eropa kemudian mengadakan penyelidikan kepada pemerintah kota madrid terkait subsidi kepada negara yang harusnya ada dari bisnis jual beli ini.
Penjualan tanah bangunan kamp pelatihan untuk membersihkan utang real madrid sebesar €270 miliar dan memungkinkan klub untuk memulai belanja pemain mahal sebelumnya belum pernah terjadi dalam sejarah real. Selain itu keuntungan dari penjualan tersebut kemudian digunakan untuk membuat sebuah kamp pelatihan baru yang letaknya ada di pinggir kota. Walaupun kebijakan pérez yang menghasilkan kesuksesan keuangan meningkat dari eksploitasi pemasaran klub yang tinggi di seluruh dunia, terutama di asia, namun ia kerap kali dikritik karena terlalu fokus pada pemasaran tim yang akhirnya berujung pada buruknya prestasi tim.
Pada september 2007, real madrid dianggap sebagai klub paling berharga dalam sepak bola eropa oleh bbdo. Pada tahun 2008, real kemudian menjadi klub paling berharga kedua di sepak bola, dengan nilai €951 juta (£640.000.000 / us$1.285.000.000), hanya kalah tipis dari manchester united, yang bernilai €1.333.000.000 (£ 900 juta). Pada tahun 2010, real madrid memiliki omset tertinggi dalam bisnis sepak bola di seluruh dunia. Pada bulan september 2009, manajemen real madrid mengumumkan rencana untuk membuka taman publik yang akan diluncurkan di 2013.
Sebuah studi di universitas harvard menyimpulkan bahwa real madrid "adalah salah satu dari 20 merek yang paling penting dan satu-satunya di mana eksekutif perusahaan bersama para pemain terkenal. Kami memiliki beberapa tokoh yang spektakuler dalam hal untuk mendukung seluruh dunia klub. Ada adalah 287 juta orang di seluruh dunia yang diperkirakan menjadi penggemar real madrid."
pada tahun 2010, penilaian forbes menempatkan real madrid berada di posisi kedua klub terkaya sekitar €992.000.000 (us$ 1.323 juta), masih dibawah setelah manchester united, berdasarkan angka dari musim 2008-09. Menurut deloitte, real madrid memiliki pendapatan tercatat sebesar €401.000.000 pada periode yang sama yang membuat mereka menduduki peringkat pertama.
Bersama dengan fc barcelona, ??athletic bilbao, dan osasuna, real madrid kini menjadi sebuah perusahaan terdaftar. Berbeda dengan perusahaan terbatas (pt), seseorang tidak mungkin untuk membeli saham klub tetapi hanya boleh menjadi anggota pemodal saja. Para anggota pemodal real madrid, disebut socios, membentuk sebuah jaringan delegasi yang merupakan badan tertinggi klub.[89] pada 2010 klub memiliki 60.000 socios. Pada akhir musim 2009-10, dewan direksi klub menyatakan bahwa real madrid memiliki utang bersih sebesar €244.600.000, 82.100.000 lebih rendah dari tahun fiskal sebelumnya. |
real madrid dalam budaya populer
real madrid adalah klub yang ditampilkan dalam edisi kedua dari goal!, sebuah film trilogi sepak bola tepatnya dalam film goal! 2: Living the dream... (2007). Film ini menceritakan mantan bintang newcastle united santiago munez saat ia pertama kali dibina, dan kemudian ditandatangani oleh real madrid untuk musim 2005-06. Pencipta film ingin menekankan pada perubahan dalam kehidupan munez setelah pindah ke madrid. Produksi dilakukan dengan dukungan penuh dari uefa, yang memungkinkan kru film menggunakan banyak pemain kehidupan nyata dalam peran cameo. Anggota skuad real madrid ditampilkan dalam film termasuk iker casillas, zinedine zidane, david beckham, ronaldo, roberto carlos, raul, sergio ramos, robinho, thomas gravesen, michael owen, michel salgado, julio baptista, steve mcmanaman, jonathan woodgate, dan iván helguera. Pemain-pemain non-real madrid yang tampil sebagai penampilan cameo dalam film ini diantaranya ronaldinho, thierry henry, lionel messi, samuel eto'o, andres iniesta, pablo aimar, fredrik ljungberg, cesc fabregas, santiago canizares dan lain-lain. Dalam film tersebut, muncul juga florentino pérez dan alfredo di stefano yang ditampilkan dalam pose gembira usai penandatanganan kontrak munez.
Real, the movie adalah sebuah film dokumenter yang menampilkan kegembiraan fans di seluruh dunia untuk real madrid. Film ini diproduksi oleh klub dan disutradarai oleh borja manso, dan berisi lima cerita penggemar dari lima benua berbeda tentang kecintaan mereka kepada real madrid. Dalam film ini juga juga berisi cuplikan nyata dari skuat real saat itu, selama pelatihan di ciudad real madrid, pertandingan, dan wawancara. Walaupun film menyebutkan semua skuat namun alur utama ceritanya lebih berfokus pada "galacticos" seperti david beckham, zinedine zidane, raul, luis figo, ronaldo, iker casillas, dan roberto carlos. Film ini awalnya diproduksi khusus untuk kawasan spanyol, tetapi kemudian dipasarkan secara global setelah melihat antusiasme pendukung real madrid diseluruh dunia.
Sebuah buku berjudul white storm: 100 years of real madrid ditulis oleh phil ball dan menjadi buku sejarah real madrid yang pertama dalam bahasa inggris. Buku ini diterbitkan tahun 2002 dan isinya membahas tentang saat-saat paling sukses klub selama seratus tahun pertama. Buku ini kemudian diterjemahkan kedalam berbagai bahasa di dunia. |
|
|
|