hendicom.blogspot.com

Welcome to My Amateur Blog

hendicom.blogspot.com

Happy Blogging

hendicom.blogspot.com

Always Continue Visit My Amateur Blog

hendicom.blogspot.com

Hopefully Fill From My Amateur Blog Can be Benefit to you all

hendicom.blogspot.com

Thanks For Visit My Amateur Blog

Pages

Kamis, 03 November 2011

Berapa Peluang Hidup Pasien Kanker Pankreas?


img
Steve Jobs (dok: Getty Images)
Jakarta, Salah satu pendiri dari Apple Inc, Steve Jobs meninggal dunia setelah berjuang melawan kanker pankreas sejak tahun 2004. Sebenarnya berapa besar harapan hidup dari seorang pasien kanker pankreas?

"Peluang hidupnya kecil banget, karena biasanya ditemukan setelah kanker tersebut dalam stadium lanjut sehingga kesempatan hidupnya kecil," ujar Dr Drajat Ryanto Suardi, SpB(K)Onk saat dihubungi detikHealth, Kamis (6/10/2011).

Dr Drajat menuturkan hal ini karena letak pankreas yang berada di organ dalam perut sehingga sulit untuk melakukan early detection (deteksi dini). Kalau kanker masih dalam stadium awal maka tidak akan muncul gejala, tapi jika kanker tersebut sudah besar dan menekan saluran getah pankreas maka baru timbul rasa nyeri.

"Tapi kadang-kadang rasa nyeri yang timbul sering dianggap sebagai nyeri lambung karena letaknya yang dekat, jadi orang sering mengira itu maag atau gastritis," ujar dokter yang menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia.

Sampai saat ini penyebab dari kanker pankreas belum diketahui dengan pasti dan masih dalam tahap dugaan. Namun ada teori-teori yang mengatakan bahwa faktor genetik berperan meskipun bukan faktor yang utama, serta adanya ketidakseimbangan faktor pertumbuhan sel.

Kanker pankreas ini biasanya dimulai di jaringan pankreas yang terletak horizontal di bagian belakang bawah perut. Organ ini berfungsi mengeluarkan enzim yang membantu proses pencernaan serta hormon insulin untuk mengatur metabolisme gula.

Kanker ini bisa menyebar dengan cepat dan jarang sekali terdeteksi pada tahap awal, sehingga kerap menjadi penyebab kematian utama kanker. Selain itu tanda dan gejala dari kanker ini kemungkinan besar tidak muncul sampai kanker tersebut cukup besar dan operasi untuk pengangkatannya juga sudah sulit.

"Kalau sering mengalami gejala maag yang hilang timbul, seringkali kita mengarah kesana. Untuk mendiagnosisnya biasanya dilakukan pemeriksaan USG dan juga endoskopi," ujar dokter yang juga menjabat sebagai Ketua Masyarakat Paliatif Indonesia.

Sedangkan untuk pengobatan tergantung pada stadium, lokasi kanker, usia dan kesehatan pasien secara menyeluruh. Jika memungkinkan pengobatan kanker pankreas melalui operasi pembedahan, tapi jika tidak memungkinkan maka pengobatan dilakukan untuk mencegah kanker pankreas tetap tumbuh serta menyebar ke daerah lain

"Pencegahannya sulit, tapi yang terpenting adalah melakukan pola hidup sehat, itu yang utama sama seperti pencegahan untuk jenis kanker yang lainnya," ujar Dr Drajat.

Anggur: Antioksidan Antikanker Alami



img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Budidaya anggur sudah dikenal di Timur Tengah sejak tahun 4000 SM. Baru pada tahun 2500 SM, warga Mesir mengembangkan teknologi pengolahan anggur. Kini anggur telah menyebar di seluruh penjuru dunia dan merupakan komoditas yang bernilai ekonomis. Sekitar 75.866 kilometer persegi area di dunia ditanami anggur.

Menurut Food and Agriculture Organization (FAO, 2009), sepuluh negara penghasil anggur terbesar di dunia adalah: Italia, RRC, USA, Prancis, Spanyol, Turki, Iran, Argentina, Chile dan India.

Adapun pusat anggur Indonesia berada di Probolinggo, Pasuruan, Situbondo, (Jawa Timur), Bali, dan Kupang (NTT).

Di Indonesia, anggur dikenal mulai tahun 1682. Lalu di tahun 1828 dimulai budidaya anggur di Banyuwangi dan Besuki. Tahun 1899 mulai dikenal anggur Probolinggo biru dan putih, yang kemudian di tahun 2002 berkembang menjadi anggur varietas Probolinggo Super dan Prabu Bestari.

Anggur merah varietas Prabu Bestari dapat ditanam hingga ketinggian 300 mdpl dan menghasilkan 10-30 Kg buah/pohon. Kelebihan lainnya mengandung resveratrol (1,5-3 mg/liter), gula (20 brix), asam (1,9%), vitamin C (23,23 mg/100 g), kadar juice (47,77%).

Anggur (Vitis vinifera) dapat langsung dimakan mentah atau dibuat cuka, suplemen/ekstrak, jelly, jus, kismis, minyak, selai, wine (semacam minuman fermentasi hasil perasan anggur), juga dipakai sebagai bahan baku di confectionery (perusahaan/toko pembuat gula-gula).

Kandungan

Menurut USDA nutrient database, setiap 100 gram (3,5 oz) anggur hijau atau anggur ungu mengandung karbohidrat (18,1 gram), gula (15,48 gram), serat makanan (0,9 gram), lemak (0,16 gram), protein (0,72 gram); vitamin B1 (0,069 mg), B2 (0,07 mg), B3 (0,188 mg), B5 (0,05 mg), B6 (0,086 mg), B9 (2 μg), C (10,8 mg), E (0,19 mg), K (22 μg); fosfor (20 mg), kalium (191 mg), kalsium (10 mg), magnesium (7 mg), mangan (0,071 mg), natrium (3,02 mg), seng (0,07 mg), zat besi (0,36 mg), turunan stilbene, trans-Resveratrol (trans-3,5,40-trihydroxystilbene).

Biji anggur mengandung flavonoid (4-5%), termasuk kaempferol-3-O-glucosides, quercetin-3-Oglucosides, quercetin, dan myricetin. Flavonoid merupakan senyawa fitokimia pemberi warna ungu pada anggur.

Anggur juga kaya polifenol. Sekitar 60–70% polifenol anggur ditemukan di bijinya. Polifenol biji anggur merupakan derivatives (turunan) flavan-3-ol. Komponen utamanya adalah (+)-catechins, (−)-epicatechin,(−)-epicatechin-3-O-gallate, procyanidins dimers (B1-B5), procyanidin C1, dan procyanidin B5-3′-gallate. Termasuk juga procyanidins atau proanthocyanidins yang sebagian besar heksamer.

Anggur juga kaya akan anthocyanin, 3-glucosides, 3-acetylglucosides, 3-coumaroylglucosides, 3-caffeoylglucosides, 3,5-diglucosides, 3-acetyl-5-diglucosides, 3-coumaroyl-5-diglucosides, dan 3-caffeoyl-5-diglucosides of cyanidin, delphinidin, peonidin, petunidin, dan malvidin.

Khasiat

Anggur memiliki efek antidiabetes. GSPE (grape seed proanthocyanidin extract) dilaporkan efektif mengobati diabetik nefropati. GPSE (250 mg/kg berat badan/hari) juga memperbaiki kerusakan jantung yang berhubungan dengan glycation pada hewan coba.

Selain itu, ekstrak biji anggur juga memiliki efek antihiperglikemik sehingga bermanfaat mencegah diabetes melitus tipe 2. Percobaan yang dilakukan N.Şendoğdu,dkk (2006) membuktikan bahwa ekstrak ethanol daun anggur pada dosis 250 mg/kg memiliki aktivitas antidiabetes dan antioksidan yang tinggi.

Secara umum, dosis optimum ekstrak biji anggur yang direkomendasikan adalah 150-200 mg/hari, 2-3x minum, atau sesuai saran dokter/ahli herbal.
Ekstrak biji anggur memiliki aktivitas antioksidan dan penangkal radikal bebas. Procyanidin menghambat aktivitas xanthine oxidase; enzim pemicu oxy-radical cascade. Selain itu, procyanidin B4, catechin, dan asam galat dilaporkan sebagai agen pencegah kerusakan DNA oksidatif di tingkat seluler.

Flavonoid pada anggur berfungsi sebagai antioksidan ampuh yang bekerja sebagai pencegah kanker, dapat menghambat oksidasi LDL pada dinding pembuluh koroner, memiliki efek antimikroba, memperbaiki fungsi endotel, menghambat aterosklerosis (timbunan lemak di pembuluh darah).

Quercetin merupakan fitokimia yang termasuk flavonoid, memiliki aktivitas antioksidan, menghambat protein kinase dan DNA topoisomerases, mengatur ekspresi gen, juga memodulasi ekspresi gen yang berhubungan dengan oxidative stress dan di sistem pertahanan antioksidan.

Quercetin mampu mengubah ekspresi regulator siklus sel dan protein apoptosis sehingga efektif mencegah kanker prostat, menghambat mutasi protein p53 dan fase G2-M sehingga efektif mencegah kanker payudara, menghambat diferensiasi sel sehingga baik mencegah keganasan kolorektal (usus besar dan anus), juga berperan di fase G2/M sehingga berpotensi mengobati leukemia. Masih diperlukan riset lanjutan tentang temuan ini.

Polifenol juga merupakan antioksidan. Pada buah anggur dikenal sebagai resveratrol, berfungsi menghambat enzim yang merangsang pertumbuhan sel kanker dan menekan sistem kekebalan tubuh.

Sebenarnya resveratrol telah dikenal selama berabad-abad di dunia kedokteran Asian sebagai Ko-jo-kon, dalam bentuk tepung/bubuk akar Polygonum cuspidatum, sebagai obat antiradang. Uniknya, resveratrol pada kulit anggur berfungsi sebagai antioksidan yang kuat, berefek protektif terhadap kejadian ischemia reperfusion (kekurangan suplai darah), terutama di otot skeletal (rangka) tikus.

Resveratrol dapat menekan aktivasi NF-kB dan men-downregulate berbagai produk gen pemicu radang, seperti: COX-2, 5-LOX, IL-1b, dan IL-6, dimana semuanya berperan penting di dalam terjadinya radang sendi (artritis). Peran ini menunjukkan pencegahan sekaligus terapi artritis.

Resveratrol juga memiliki efek antiproliferasi sehingga dapat mencegah limfoma histiositik dan kanker kolon (usus besar), mengubah ekspresi gen pada aksis androgen dan pengaturan siklus sel sehingga efektif mencegah kanker prostat.

Adapun komponen pada anggur yang berefek antimikroba, seperti: asam galat, asam hydroxycinnamic, flavanol, flavonol, trans-resveratrol, dan tannin.

Senyawa lainnya juga multikhasiat. Saponin (15 mg/hari) dapat menurunkan kadar gula darah, menghambat dan mencegah penyerapan kolesterol di dalam darah. Asam ellagic membantu memperlambat berkembangnya tumor.

Magnesium melancarkan buang air besar. Mangan membantu menstabilkan gula dalam darah, berperan dalam metabolisme lemak, pembentukan jaringan ikat dan tulang. Proanthocyanidine dapat mencegah stroke, serangan jantung, dan melawan proses penuaan.

Pilihlah buah anggur yang masih menyatu dengan tangkainya, ukurannya sama dan seragam, utuh, permukaannya licin, tangkai belum mengering. Agar awet dan tahan lama, sebaiknya anggur disimpan di dalam kulkas. Cucilah dengan sabun khusus buah sebelum dimakan. Makanlah beserta kulitnya sebab kaya akan flavonoid.

Untuk menjaga stamina dan kesehatan, serta mengeluarkan racun di dalam tubuh, minumlah jus anggur atau konsumsilah buah anggur segar setiap hari selama seminggu berturut-turut. Hemm… Ternyata, selain lezat dan sehat, anggur juga multikhasiat. Mau mencoba?

dr. Dito Anurogo
Dokter peneliti hematopsikiatri dan medicopomology, berkarya di RS Keluarga Sehat JL. P. Sudirman 9 Margorejo Pati, Jawa Tengah. Penulis buku 'Cara Jitu Mengatasi Impotensi', saat ini sedang melakukan riset tentang Biomarker Stroke bersama ilmuwan di University Wisconsin, USA.

Peneliti hematopsikiatri (ilmu yang mempelajari hubungan golongan darah dengan kepribadian, gaya hidup dan kecenderungan pola penyakit, pencegahan serta solusinya). Peneliti Medicopomology (buah berkhasiat obat).

Penderita Penyakit Kronis Rentan Mengalami Depresi



img
(Foto: Reuters)
Jakarta, Depresi saat ini sudah dianggap sebagaipenyakit sistemik yang banyak mengenai individu di masyarakat. Data terakhir menyebutkan bahwa badan kesehatan dunia (WHO) memprediksikan pada tahun 2020 nanti Depresi merupakan penyakit kedua terbanyak setelah penyakit gangguan jantung dan pembuluh darah.

Depresi adalah suatu kondisi gangguan kejiwaan yang melibatkan penurunan suasana perasaan dan hilangnya minat terhadap kehidupan. Orang yang mengalami depresi kebanyakan mengeluh tidak lagi dapat menikmati hidup, sulit berpikir akan masa depan dan kelelahan. 

Gejala lain yang sering timbul adalah sulit tidur, susah konsentrasi, tidak ada nafsu makan, gangguan seksual, mood yang mudah naik turun dan gejala-gejala psikosomatik. Kondisi ini biasanya harus sudah berlangsung lebih dari 2 minggu sampai didiagnosis sebagai gangguan depresi. 

Banyak orang salah mengira bahwa selalu ada pemicu depresi yang jelas, tapi pada praktiknya tidak selalu demikian. Banyak juga kasus depresi yang terjadi tanpa pemicu, hal ini semakin menjelaskan bahwa faktor biologis di otak sangat mempunyai peran dalam terjadinya depresi bukan faktor psikososial semata.

Depresi Pada Pasien Kondisi Medis Umum

Prevalensi atau angka kejadian depresi secara global adalah sekitar 17% dan merupakan yang tertinggi dari semua angka kejadian gangguan jiwa di masyarakat. Kondisi ini akan semakin meningkat ketika terjadi pada kondisi khusus misalnya pada pasien dengan penyakit medis umum dan golongan pasien lanjut usia.

Depresi sangat berhubungan dengan harapan perbaikan pasien dengan kondisi medis umum. Salah satu faktor risiko pemberat penyakit adalah depresi pada pasien. 

Sayangnya dalam beberapa literatur dikatakan bahwa pasien dengan kondisi medis umum dan depresi yang dirawat di Rumah Sakit Umum sering tidak terdeteksi dan jumlahnya bisa mencapai 50-86% dari berbagai literatur yang dihimpun.

Depresi juga semakin banyak terjadi pada kondisi pasien yang mengalami kondisi kronik menahun seperti stroke, diabetes, kanker, serta gangguan nyeri yang kronis.

Kenali Faktor Risiko

Sangat penting bagi dokter yang bekerja dengan pasien-pasien penyakit kronik untuk mengenali beberapa faktor risiko yang meningkatkan kejadian depresi pada pasien. 

Riwayat adanya gangguan depresi sebelumnya, penyakit yang menahun (kronis), penyakit yang angka harapan sembuhnya kecil, riwayat depresi dalam keluarga, pengobatan gangguan nyeri yang tidak optimal adalah beberapa faktor risiko yang seringkali membuat angka kejadian depresi pada kondisi penyakit umum meningkat.

Untuk itulah peran dokter dan keluarga yang merawat pasien dengan kondisi seperti ini sangat diharapkan aktif dalam mengenali kondisi depresi. Jangan kaburkan pandangan kita dari faktor-faktor psikososial yang terjadi pada pasien yang dirawat di rumah sakit. 

Kondisi kejiwaan pasien sangat berperan dan memegang peranan penting dalam upaya penyembuhan pasien. Pengenalan dan terapi yang lebih awal dan tepat akan membuat pasien mempunyai harapan hidup dan kualitas hidup yang lebih baik. Salam Sehat Jiwa